Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia —
Serangan drone dan misil Iran terhadap Israel memicu ketegangan di antara kedua negara tersebut.
Pecahnya dua kekuatan besar Timur Tengah ini menimbulkan kekhawatiran akan semakin meluasnya peperangan sehingga berdampak pada perekonomian tak hanya Iran dan Israel tapi juga dunia.
Maklum, Iran memiliki satu peranan penting dalam perekonomian dunia. Mereka merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia.
Lalu bagaimana wajah ekonomi Iran sebenarnya?
Sebagai sebuah negara, Iran mengandalkan perekonomiannya dari minyak. Iran berperan penting dalam peta ekonomi global.
Maklum saja, Iran merupakan salah satu produsen dan eksportir terbesar minyak di dunia.
Ekonomi Iran sendiri adalah campuran Ekonomi Perencanaan Sentral dengan sumber utama minyak. Perusahaan utama mereka banyak dimiliki pemerintah meski ada juga terdapat beberapa perusahaan swasta.
Pertumbuhan ekonomi Iran pun boleh dikatakan stabil sejak dua abad yang lalu.
Menurut laporan Bank Dunia 2022, perekonomian Iran ditopang oleh sektor hidrokarbon, pertanian, jasa, serta kehadiran negara di bidang manufaktur dan jasa keuangan.
Iran sendiri menempati urutan kedua di dunia dalam hal cadangan gas alam dan keempat dalam hal cadangan minyak mentah yang terbukti.
Pada awal abad ke-21, sektor jasa merupakan penyumbang terbesar dalam pendapatan kotor Iran. Industri kedua terbesar adalah pertambangan diikuti dengan pertanian.
Sebanyak 45 persen dari pendapatan negara berasal dari hasil pertambangan minyak dan gas alam. Sementara 31 persen merupakan hasil cukai. Pada 2004, pengeluaran negara kasar (PNK) Iran diperkirakan mencapai US$163 miliar atau US$2.440 per kapita.
Rekan dagang Iran adalah China, Rusia, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Korea Selatan. Sementara itu, sejak 90-an, Iran mulai meningkatkan kerja sama ekonomi dengan beberapa negara berkembang termasuk Suriah, India, dan Afrika Selatan.
1. Pertanian
Seperempat dari jumlah ekspor Iran yang tidak termasuk ekspor petroleum adalah dari sektor pertanian. Sektor ini menyumbang sebanyak 11 persen pendapatan negara Iran pada 2004 dan mempekerjakan 23 persen dari tenaga buruh.
2. Perkilangan
Industri berat mulai diperkenalkan di Iran pada 1920-an dan berkembang dengan pesat. Namun, perang Iran-Iraq memusnahkan banyak infrastruktur industri berat di Iran, seperti pusat kilang minyak di Abadan.
Saat ini, industri utama Iran adalah petrokimia, keluli, dan pembuatan bahan tembaga. Industri lain termasuk juga industri otomotif, barang elektrik dan komunikasi, simen, pembuatan jentera, perkilangan kertas, getah, karpet, hingga farmasi.
Selain itu, Iran juga turut maju dalam industri pertahanan dan militer. Padahal pada 2006, Iran sempat mengimpor pengeluaran industri pertahanan ke 57 negara di seluruh dunia, termasuk negara-negara NATO.
3. Petroleum dan gas alam
Minyak mentah pertama kali ditemukan di Iran. Sejak saat itu, perdagangan minyak menjadi tulang punggung ekonomi Iran.
Pada 1970-an, Iran merupakan negara dengan produksi petroleum keempat terbesar dunia. Usai Revolusi Iran pada 1979, kerajaan Iran melancarkan proyek pemeliharaan minyak dengan mengurangi pengeluarannya.
Perang Iran-Iraq yang tercetus pada tahun berikutnya memusnahkan banyak infrastruktur penggalian dan perkilangan, menyebabkan produksi minyak Iran meningkat berikut perbaikan infrastruktur minyak.
Pada 2004, jumlah produksi minyak Iran per tahun adalah 1,4 miliar barel yang membawa keuntungan bersih sejumlah US$50 miliar. Iran juga turut memiliki simpanan gas alam kedua terbesar di dunia dan kebanyakan digunakan untuk tujuan domestik.
4. Pertambangan
Sektor pertambangan Iran kurang berkembang dibanding dengan sektor lainnya. Hasil produksi kasar bahan mineral Iran kurang dari 0,6 persen penghasilan Iran.
Faktor-faktor utama yang menghambat sektor ini adalah kekurangan infrastruktur yang sesuai, kesulitan dalam eksplorasi, dan juga pengawasan negara dalam sumber alam.
5. Jasa
Jasa juga menjadi sektor ekonomi terbesar di Iran. Pada 2004, sektor ini menghasilkan 48 persen keluaran dalam negara kasar (KDNK) Iran dan mempekerjakan 44 persen dari tenaga buruh.
Industri jasa utamanya adalah jasa biasa seperti pendidikan, perdagangan, jasa pribadi, jasa profesional seperti kesehatan, dan juga pariwisata. Kendati, sektor ini juga turut menelan belanja yang besar dari dana negara.
Mayoritas dana ini disalurkan untuk perbelanjaan kemiliteran, pembayaran gaji pegawai, dan juga pembayaran jasa sosial.
(del/agt)